Cara menikmati rasa


Waktu kecil, Saya ingat mama saya sering sekali menambahkan Jeruk nipis pada mie goreng yang akan di makan nya. Saya pernah mencoba nya dan rasanya asem gak karuan, kenapa mama suka sekali dengan Mie goreng dengan perasan jeruk nipis? Kenapa hampir setiap makanan khas di daerah saya menggunakan jeruk nipis? Selera orang-orang memang aneh.

Setelah dewasa, hampir semua makanan yang saya makan harus di tambahkan perasan jeruk nipis, Rasanya asem dan seger. Kadang saat banyak pikiran, makan sesuatu yang diberi Jeruk nipis membuat saya kembali bisa berpikir. 

Waktu kecil, Saya diam-diam pernah mencoba suguhan kopi yang tidak sempat diminum oleh tamu.  Karena dirumah gak ada yang minum kopi, jadi saya penasaran mencobanya. Rasanya pahit, rasa minuman yang paling mengerikan yang pernah saya minum. Waktu kecil saya pernah berpikir jangan-jangan minuman beracun itu rasanya pahit? Jangan-jangan kopi itu racun? 

Setelah dewasa, saya akan kesal jika kopi yang saya beli terlalu manis. Tanpa rasa pahit, kopi yang saya beli terasa bukan kopi. Sesuatu yang kita inginkan jika tidak sesuai maka akan kesal bukan? Sampai saya menyadari sesuatu, saya membeli kopi bukan untuk rasa manisnya, tapi rasa pahit nya. Rasa pahit bikin saya begitu menikmati sedikit rasa manis nya. Jika pahit nya hilang, saya tidak bisa menghargai rasa manis nya. 

Waktu kecil, makan pake sambal botol aja saya udah kepedesan. Biasanya saya akan segera ke dapur untuk memakan sesendok gula untuk menetralisir rasa pedasnya. Saya berpikir bahwa memakan sesuatu yang pedas hanya untuk keren-kerenan aja. Atau makanan orang dewasa sengaja dibuat pedas biar tidak di mintai oleh anak kecil? dasar orang dewasa pelit.

Setelah dewasa, rasanya ada yang kurang kalau makan tanpa ada rasa pedas sedikitpun di makanan saya. Saya bahkan suka memilih-milih warteg yang menyediakan sambal tanpa batas. Rasa pedas bikin saya melek dan bertenaga, meskipun bikin saya sakit perut. Saya rela loh setelah makan sahur harus ke kamar mandi menahan sakit perut subuh-subuh demi makan sahur dengan ayam rica-rica favorit saya. 

Waktu kecil yang saya suka cuma rasa manis. Jika makan Ice cream, saya hanya memiliki rasa cokelat atau vanilla, Saya menolak rasa buah. Jika mesen minuman, saya lebih memilih es teh manis daripada es jeruk yang asem. Jika makan buah, saya cuma mau makan buah apel saja. Saya gak akan mau makan buah jeruk atau duku. Anak kecil sukanya yang manis-manis, makanya giginya rata-rata jelek haha.

Waktu kecil yang saya suka cuma rasa manis. Persis seperti masa kecil saya yang manis, hidup didalam rumah dan mendapatkan semua yang kita inginkan. Saya cuma bermain dengan kerajaan mainan saya dan menonton tv sepanjang hari. 

Eh tapi bagaimana bisa? Saya yang waktu kecil cuma suka rasa manis dan pemilih milih makanan, saat dewasa saya lebih bisa menerima rasa lain. Bahkan saya cenderung menikmati rasa-rasa yang dulu tidak saya suka.

Pengalaman masa kecil tersebut menyadarkan saya hari ini, bahwa saya tidak bisa selamanya hidup untuk menikmati rasa manis nya saja. Saya bukan anak kecil lagi, makanya saya harus bisa menikmati bermacam-macam rasa untuk membuat saya menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Hal tersebut sudah harus diputuskan setelah keluar rumah pertama kali. 

Saya percaya setiap rasa nantinya bisa saya nikmati tergantung bagaimana kita menyikapi nya.

Komentar

Postingan Populer